BeritaAngin.com-Bupati Boyolali, Seno Samodro menyatakan, wahana hiburan sekelas Disneyland dan Universal Studio yang akan dibangun di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) nantinya bukan bernama Disneyland.
Investor saat ini masih menggodok tiga sampai empat nama taman rekreasi tersebut.
“Saya yakin, ini (wahana hiburan Boyolali) akan mengalahkan Disneyland,” ucap Seno dalam kesempatan wawancara khusus di Albero Resto Lounge and Cafe, SeninĀ (17/4/2017) malam.
“Kalau jadi, namanya bukan Disneyland.
Ada tiga-empat opsi nama yang masih didiskusikan, market bagaimana,” ujar Seno dalam kesempatan wawancara khusus di Jakarta, seperti ditulis Selasa (18/4/2017).
Meski nama Disneyland sudah tenar, namun gabungan investor asing dan lokal hanya mengadopsi beberapa wahana hiburan dari pemain raksasa di dunia dengan konsep bisnis franchise tidak 100 persen
“Ini bukan Disneyland. Tapi dalam dunia bisnis itu biasa, franchise kan tidak harus 100 persen.
Mereka sudah nego (Disneyland) tidak beli 100 persen, hanya sekitar 21-23 persen.
Dengan target selesai paling cepat 2019, wahana hiburan sekelas Disneyland di Boyolali ini diharapkan bisa menggaet minimal dua juta turis atau dua kali lipat dari jumlah penduduk Kota Susu yang sekitar satu juta jiwa sekarang ini.
Bupati Boyolali Seno Samodro mengungkapkan pembangunan wahana hiburan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) yang
digadang-gadang bakal mengalahkan Disneyland dimodali gabungan investor asing melalui sebuah induk usaha (holding).
Nilai investasinya ditaksir mencapai Rp 6,1 triliun.
Dia mengaku, investor asing ini berasal dari Selandia Baru, Finlandia, Malaysia, dan Singapura. Adapula penanam modal dari Indonesia yang ikut berinvestasi membangun taman rekreasi di Boyolali.
Namun Seno menegaskan bahwa proyek senilai Rp 6,1 triliun itu tidak melibatkan pemilik MNC Group Hary Tanoesodibjo (HT)
maupun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald J Trump. Wahana hiburan ini pun bukan merupakan proyek dari Walt Disney.
“Tidak melibatkan grup HT dan Donald Trump di AS, juga Disney atau Walt Disney. No, no. Ini proyek banyak investor, mau nitip (saham) Rp 200 miliar juga boleh kok,” paparnya.