beritaangin.com – Aksi perampokan terjadi di hari pertama lebaran, Minggu malam (25/6) sekitar pukul 21.30 WIB.
Korbannya Sukmana (56), warga Dusun Cikondang RT 21 RW 08 Desa Kertaharja Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran, Jabar.
Perampok yang mengaku dari aliansi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ini membawa kabur uang tunai sebesar Rp 17.050.000, STNK motor dan SIM.
Kapolsek Cimerak melalui Kanit Serse Aiptu Sugianto menerangkan peristiwa itu terjadi saat Sukmana berada di halaman rumah usai menutup kiosnya.
Tiba-tiba ada dua orang tak dikenal memakai jas hujan dan helm berteriak kepada pedagang gula dan bahan bakar ini. Teriakannya, “Jangan bergerak.”
Para perampok itu berteriak dengan jarak sekitar 10 meter dari rumah korban. “Pelaku berteriak sambil mengacungkan golok. Kondisi saat itu sedang hujan gerimis dan di sekitar tempat kejadian kondisinya juga sepi,” ungkap Sugianto kepada Radar Tasikmalaya (Jawa Pos Group), Senin (26/6).
Mendapat ancaman tersebut, terang dia, korban pasrah. Pelaku menggiring korban masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, salah seorang pelaku menyekap keluarga korban. Satu pelaku lainnya memaksa korban untuk menunjukkan letak penyimpanan uang.
“Setelah berhasil membawa uang, korban juga disekap dengan kondisi tangan diikat tali rapia,” ujarnya.
Di lokasi kejadian, tersiar informasi bahwa kedua perampok itu mengaku-ngaku sebagai anggota ISIS. Namun, kepolisian menyangkal informasi tersebut.
Menurut Sugianto, dilihat dari cara pelaku beraksi mereka bukan perampok profesional. Apalagi bila dikaitkan dengan ISIS itu tidak mungkin.
“Ini cuma orang nekat saja. ISIS itu cuma gebrakan pelaku ke korban saja,” ujarnya.
Adapun ketidakprofesionalan perampok itu, ungkap dia, di antaranya menggasak uang senilai Rp 17.050.000 berbentuk recehan.
Kemudian, pelaku menitipkan golok kepada korban. “Kalau niat, korban bisa saja melawan. Kan goloknya dipegang korban,” beber dia.
Indikasi aksi amatir lainnya, lanjut dia, pelaku mengancam korban dari jarak 10 meter. Motor di dalam rumah juga tidak diambil.
Lalu, saat menggeledah kantong korban dan didalamnya ditemukan dompet, pelaku tidak jadi membuka dompet tersebut setelah dibohongi oleh korban bahwa didompet itu tidak ada uangnya.
“Ikatan tali ke korban juga seperti main-main. Gampang sekali dibuka. Pelaku juga bertanya kepada korban kenal para pelaku atau tidak. Ini tidak profesional. Kemungkinan pelaku kenal dengan korban,” tuturnya.