Beritaangin.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan mengomentari polemik rapat paripurna istimewa yang saat ini masih bergulir. Rapat paripurna istimewa DPRD tersebut digelar untuk menyambut Anies dan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno.
“Oh saya nggak mau komentar,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017).
Anies menegaskan polemik tersebut tak perlu diperpanjang. Ia mengaku telah melakukan komunikasi dengan DPRD untuk mencari solusi dari persoalan yang hingga saat ini terus berlanjut itu.
“Menurut saya tak perlu diperpanjang. Kita sedang berbicara sekarang. Ini urusannya simpel. Kita berkomunikasi terus. Dan insya Allah ada solusinya nantinya,” kata Anies.
Menurut Anies, paripurna istimewa hanya sebuah tata krama yang perlu dilaksanakan. Sebagai gubernur baru, ia mengaku perlu untuk menyampaikan visi misinya di depan DPRD yang merupakan partner kerja Pemprov DKI.
“Saya sebagai partner, mitra, kami eksekutif mereka legislatif. Kami sebagai mitra dan tata pemerintahan itu ya berdua. APBD yang berdua, perda ya berdua. Kita merasa perlu untuk ketemu sampaikan visi dan menjelaskan itu saja. Tata krama saja,” kata Anies.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyatakan bahwa paripurna istimewa tak perlu dilaksanakan. Prasetio menganggap silaturahmi antara legislatif dan eksekutif tak perlu dilakukan dalam paripurna istimewa.
“Ya kalau kulonuwun ketemu saya saja, nggak perlu paripurna,” kata Prasetyo di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (23/10/) lalu.
Fraksi Gerindra di DPRD DKI tak tinggal diam. Fraksi Gerindra mengancam akan melaporkan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi ke Badan Kehormatan (BK) terkait penolakan rapat paripurna istimewa.
“Kita tunggu reaksi dari surat kita dulu. Kita habis bersurat ke Pak Pras. Kalau memang beliau tidak ada reaksinya sampai 14 hari ya kita akan laporin ke BK,” kata anggota DPRD DKI dari Fraksi Gerindra Prabowo Soenirman saat dihubungi.