Beritaangin.com – Pemerintah akan melakukan finansial closing atau penyelesaian pembiayaan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek pada minggu kedua Desember 2017.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga belum dapat memastikan tanggal tepatnya.
“Kita (selesaikan) minggu ke dua. Tanggalnya lagi cocokan,” ucap Luhut saat ditemui di kantornya, di Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2017).
Luhut menyebut karena LRT ini masih sesuatu yang baru, saat ini masih dilakukan pembahasan mengenai teknis baik dari infrastruktur atau sistem perjanjian-perjanjuannya.
“Kita pengen detilnya masig banyak peraturan yg harus dibuat. Ini kan belum pernah ada proyek seperti ini,” ucap Luhut.
Jelang penyelesaian tersebut Luhut pun membocorkan besaran jumlah komitmen pinjaman perbankan dalam pembangunan LRT yaitu sebesar Rp 4 triliun.
Angka tersebut pun sudah disepakati para bank yang sudah komitmen bergabung seperti BRI, Mandiri, BNI, dan CIMB Niaga.
“Kalau perbankan kan sudah mau ya kayak CIMB Niaga, dia sudah mau Rp 4 Triliun yang lain juga gitu. Jadi mestinya tidak ada masalah,” papar Luhut.
Sementara itu nilai investasi LRT Jabodebek diperkirakan mencapai Rp 31 Triliun.
Luhut menyebut total investasi menjadi Rp 31 triliun, dari sebelumnya senilai Rp 26,7 triliun.
“Total investasi Rp 31 triliun ya,” ucap Luhut saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Senin (21/11/2017).
Kenaikan sebesar Rp 5 triliun tersebut diakibatkan dua hal, pertama, adanya penambahan dua titik pemberhentian LRT.
Dua titik tersebut yaitu di Halim dan Cawang Cikoko, Jakarta Timur. “Kan ada masalah pembangunan tambah titik stop,” ungkap Luhut.
Kemudian, yang kedua karena adanya perubahan sistem persinyalan LRT dari yang sebelumnya menggunakan sistem Fixed Block yang diubah menjadi Moving Block.
Dengan sistem tersebut waktu tiba dan berangkat LRT akan lebih cepat, sehingga dapat meningkatkan jumlah penumpang.
“Tapi kan dengan pertambahan dari fix block ke moving block penumpang jadi tambah, dari 260 ribu ke 430 sekian ribu penumpang nantinya,” ungkap Luhut.
Dengan meningkatnya jumlah penumpang maka diharapkan jumlah pemasukan pun akan ikut bertambah.
“Begitu penambahan penumpang, revenue nambah. Jadi kita ingin cash flownya lebih bagus,” kata Luhut.