beritaangin.com – TNI AD di bawah pasukan Kodim 1623 Karangasem menyisir lokasi wilayah rawan bencana erupsi tertinggi di kawasan sekitar Gunung Agung. Penyisiran ini dilakukan menyusul laporan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa terjadi tremor pada pukul 13.20 Wita.
“Kondisi memang saat ini mengkhawatirkan. Akhirnya kita lakukan penyisiran di zona merah. Mereka diharapkan langsung mengungsi,” ujar Komandan Kodim 1623 Karangasem Letkol (Inf) Benny Rahadian kepada beritaangin.com, di Posko Siaga Darurat Erupsi Gunung Agung, Tanah Ampo, Karangasem, Bali, Selasa (28/11/2017).
Basarnas ‘Angkut’ 52 Warga Gunung Agung yang Ogah Dievakuasi
Gubernur Bali: 40 Ribu Warga dari 22 Desa Sudah Mengungsi
Menurut Benny, penyisiran dilakukan hingga pukul 18.00 Wita. Pasukan kemudian ditarik lantaran kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. “Kondisi hujan dan semakin gelap. Makanya kita tarik demi keselamatan personel kami,” ujarnya.
Diakui Benny, hingga saat ini diprediksi masih banyak warga yang bertahan di zona merah. Kebanyakan warga di sekitar zona merah tersebut bertahan karena enggan meninggalkan rumah dan ternaknya.
“Sudah meningkat untuk pengungsi manusia. Ada saja yang bandel tidak mau turun. Mereka masih memikirkan rumah dan ternak hewan mereka,” tambah Benny.
Kapolda Bali: Jangan Sebar Hoax soal Gunung Agung!
Foto: Wajah Tukad Unda Sebelum & Sesudah Erupsi Gunung Agung
Data terakhir dari Satgas Siaga Darurat Erupsi Gunung Agung hingga pukul 17.00 Wita, tercatat 29.023 penduduk mengungsi di zona aman. Para pengungsi yang diwajibkan keluar tersebut berada di lokasi zona 8-10 kilometer dari puncak gunung.
“Makanya saya tidak akan bisa tidur nyenyak jika belum 50 ribu orang turun untuk mengungsi. Karena prediksi kami masih ada banyak orang yang belum mengungsi,” tambahnya.