Beritaangin.com – Presiden Joko Widodo mengeluarkan sindiran untuk elit politik dalam negeri. Kali ini disampaikan di hadapan para Bupati seluruh Indonesia. saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/7).
Pernyataannya tidak terang-terangan mengkritik politisi negeri ini. Namun sindiran halusnya bisa membuat para elit politik memperbaiki diri. Tujuannya, kata dia, agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju, dan rakyatnya sejahtera.
“Saya titip selama ini panggung kita terutama panggung politik kita terlalu banyak didominasi oleh jiwa-jiwa yang kosong, jiwa-jiwa yang kering,” kata Jokowi.
Dalam pandangan Jokowi, seharusnya elit politik juga dapat menyadari bahwa bahwa diperlukan jiwa berintegritas, jujur, etos kerja yang baik, memiliki moral yang baik dan disiplin.
Bukan kali ini saja Jokowi melontarkan sindiran halus untuk para politisi. Jokowi pernah menyindir para politisi yang dinilainya tidak konsisten. Sindiran itu terkait deadlock syarat ambang batas pencalonan presiden.
Dalam pandangan Jokowi, mestinya semakin jauh melangkah maka pembangunan politik negara semakin konsisten dan semakin sederhana. Menurut dia, dengan konsistensi pembangunan politik, maka ke depan politik negara akan semakin lebih baik.
“Pembangunan politik negara harus konsisten menuju kepada penyederhanaan. Harus konsisten jangan sampai sudah ke sini, kembali lagi ke sini. Lah kapan politik negara kita akan semakin baik-semakin baik?” ucap Jokowi.
Kepala Negara juga pernah menyindir sekaligus mengingatkan para politisi saat membuka kongres ke-XIX Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII). Dia meminta para politisi menjaga karakter bangsa.
“Untuk elit-elit politik, berilah contoh, berilah teladan, dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang baik, pernyataan-pernyataan yang baik dan santun, karena itulah karakter bangsa,” ujar Jokowi di Masjid Agung Darussalam Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/5).
Jokowi mengingatkan elit politik agar tidak kehilangan jati diri Indonesia sebagai negara yang beragam Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA). Setiap persoalan harus dihadapi dengan santun dan mencerminkan keragaman.