beritaangin.com – Devin Patrick Kelley, pelaku penembakan brutal di gereja Texas, Amerika Serikat diketahui mengirim pesan ancaman kepada ibu mertuanya sebelum melakukan aksi. Kelley dan mertua disebut memiliki konflik.
Dilansir Reuters, Selasa (7/11/2017), pesan singkat yang dikirim Kelley kepada mertuanya berisi ancaman. Pesan dikirim tepat sebelum serangan tembakan itu terjadi.
“Ada konflik internal yang terjadi di dalam keluarga dan mertua. Ibu mertua tersebut hadir di gereja dan ia mengirim pesan ancaman. Dia menerima pesan teks tersebut,” ujar Direktur Regional Departemen Keselamatan Publik Texas, Freeman Martin.
Sementara itu, kepolisian setempat mengatakan pada saat kejadian, keluarga maupun mertua yang sedang konflik dengan Kelley tidak ada di gereja. Padahal biasanya mertuanya itu rajin menghadiri ibadah di gereja.
Kelley sendiri sebelumnya diketahui pernah terlibat kasus hukum. Dia dinyatakan bersalah oleh pengadilan militer dan dipenjara selama 12 bulan pada 2012 lalu. Ia didakwa dengan serangan terhadap istri dan anak. Kelley kemudian dikeluarkan karena terbukti melakukan kelalaian.
Kelley yang diketahui pernah bergabung dengan Angkatan Udara AS diyakini bertindak seorang diri. Dia mengenakan rompi antipeluru dan membawa senapan serbu jenis Ruger dalam aksinya pada Minggu (5/11) waktu setempat.
Pelaku melepas tembakan secara brutal di sekitar dan di dalam gereja First Baptist Church di Sutherland Springs. Sutherland Springs terletak di Wilson County, yang berjarak 65 kilometer sebelah timur kota San Antonio, Texas.
Sedikitnya 26 orang tewas dan 20 orang lainnya luka-luka dalam penembakan ini. Korban dalam insiden ini terdiri dari bocah berusia 5 tahun hingga warga lanjut usia berusia 72 tahun. Di antara korban tewas terdapat remaja berusia 14 tahun yang merupakan putri Pendeta Frank Pomeroy.