beritaangin.com – Pada Jumat, 21 Juli lalu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo curhat kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam sebuah acara di Cilangkap, Jakarta. Kata dia, kekuatan altusista Angkatan Udara sekarang ini yang paling parah sejak Republik berdiri.
Sejumlah pesanan alutsista seperti kapal selam tak kunjung dikirim, juga Sukhoi SU-35 yang sudah satu setengah tahun dipesan. “Mudah-mudahan setelah ini komisi I bisa bergerak cepat menekan Kemenhan agar bisa mempercepat Sukhoi SU-35 dan kapal selam Kelas Kilo buatan Rusia,” ujar Gatot kala itu.
Pernyataan panglima tersebut langsung ditanggapi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Saat ditanya soal lamanya pembelian pesawat tempur Sukhoi SU-35 yang dikeluhkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, misalnya, dia langsung menukas, “Itu Sukhoi bukan (seperti) beli kacang goreng yang (bisa) langsung (di) makan.”
Di hari yang sama, Rabu (26/7/2017), dalam kesempatan berbeda, Ryamizard menyatakan bahwa Indonesia tak menghadapi ancaman siginifikan di lingkungan Asean. Sebab di antara negara anggota, selama puluhan tahun, bila muncul perbedaan pendapat selalu diselesaikan melalui dialog. Karena itu dia tak terlalu cemas bila peralatan tempur TNI belum terlalu canggih.
Dia tentu tak begitu saja melontarkan dua poin pernyataan tersebut. Dalam catatan detikcom, setidaknya itu adalah kali keenam Ryamizard dan Gatot terlibat silang pendapat. Tapi anggota Komisi DPR Effendy Simbolon memastikan, secara pribadi maupun kelembagaan tak ada persoalan serius. Keduanya tetap bekerja dan menunaikan tugas serta tanggung jawabnya secara profesional.
“Gak ada konflik ah, biasa aja itu berbeda pendapat terbuka. Keduanya memang tipe orang terbuka kalau punya pendapat ya disampaikan, dibahas bersama,” kata Effendy.
Ia mencontohkan saat Gatot mengeluhkan soal kewenangan anggaran yang tak dimilikinya pada 7 Februari lalu. “Itu kan awalnya dari pertanyaan saya soal realisasi visi-misi Panglima ketika masih pencalonan,” ujarnya. Nah, dari situ kemudian Gatot mengungkapkan soal lemahnya wewenang Panglima soal pengawasan anggaran. “Tapi itu bukan konflik pribadi, hubungan mereka baik kok.”