beritaangin.com – Rektor Universitas Surya, Johanes Surya, terbelit kasus yang sudah dibawa ke ranah hukum.
Surya diduga bekerjasama untuk melakukan penipuan terhadap sejumlah pihak dalam kasus pembeliaan lahan. Salah seorang korban bernama Sulano Taspirin telah melaporkan Surya ke Bareskrim.
Kuasa Hukum Sulano, Wardaniman Larosa menuturkan, kejadian tersebut bermula saat groundbreaking salah satu gedung Universitas Surya pada 2015.
Saat itu sejumlah investor datang dalam acara tersebut. ”Kala itu Johanes Surya menyebut bahwa di kawasan Tenjo, Bogor akan dibangun Universitas Surya juga,” tuturnya.
Akses jalan di kawasan tersebut juga akan dibuka, dengan begitu kawasan tersebut merupakan daerah yang menjanjikan untuk investasi.
Untuk membeli tanah di sekitar kampus tersebut, diperkenalkanlah para investor dengan Direktur PT Surepassindo Syam Surya Samsi. ”Perusahaan ini yang memiliki tanah dan siap menjualnya,” jelasnya.
Maka, berduyung-duyunglah banyak orang untuk membeli tanah. Hal itu terjadi karena melihat sosok Johanes Surya yang berkharisma.
Dia saat itu dipandang sebagai sosok yang dapat dipercaya dengan segudang prestasinya. ”Yang beli banyak, puluhan. Tapi, kalai untuk laporan ini baru satu korban. Nanti akan terus bertambah,” ujarnya.
Ada lebih dari 50 orang yang membeli lahan dengan nilai kerugian puluhan miliar.
Dia mengatakan, saat ini kebanyakan masih berupaya menunggu. ”Sulano ini yang sudah tidak sabar, sebab sudah dua tahun,” paparnya.
Sayangnya, saat Sulano telah membayar untuk pembelian lahan seluas 1.500 meter persegi dengan harga Rp 750 juta, PT Surepassindo ini tidak menepati janjinya. ”Sertifikat tanah tidak pernah diberikan sejak 2015-2016,” tuturnya.
Telah ada upaya pertemuan sebanyak lima kali dengan Syam Surya Samsi, namun ternyata tidak ada titik temu.
Hingga saat ini korban belum menerima haknya. ”Kalau untuk ketemu Johanes Surya tidak pernah setelah masalah ini terjadi,” ungkapnya.
Apakah Johanes Surya menerima sesuatu dari PT Surepassindo? Dia mengatakan bahwa terkait masalah tersebut belum diketahui.
Tentunya, diharapkan Bareskrim bisa mengungkapnya. ”Kami belum mengetahui itu,” ujarnya.
Sementara itu saat Jawa Pos berupaya menghubungi Johanes Surya, hondphonenya tidak aktif. Pesan singkat juga tidak dibalas.