beritaangin.com – Pemkab Banyuwangi kini merawat 1.641 warga yang sakit di rumahnya masing-masing sejak program ‘Jemput Bola Rawat Warga’ itu dimulai Januari 2017. Program ini melibatkan 2.700 tenaga kesehatan di 45 Puskesmas yang menjangkau 25 kecamatan, 189 desa, dan 25 kelurahan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dalam program tersebut, tenaga medis datang ke rumah warga yang sakit, terutama dari golongan kurang mampu.
“Jadi warga tidak perlu datang ke puskesmas atau rumah sakit, karena petugas kesehatan yang datang ke rumah warga. Tentu yang dirawat adalah warga yang penyakitnya memang bisa dirawat jalan. Kalau yang harus rawat inap, ya dirawat inap,” ujar Bupati Anas kepada wartawan, Rabu (12/7/2017).
Anas pun ikut mengecek layanan jemput bola dengan mengunjungi tiga warga yang sakit. Salah satunya adalah Rita Wijayanti (55), warga Kelurahan Pengantigan, yang gagal ginjal dan harus cuci darah. Puskesmas setempat secara rutin mengunjungi dan merawat Rita di rumahnya. Rita pun diantar untuk cuci darah.
“Ibu sudah ditangani puskesmas ya, sudah rutin kan Bu. Kalau ada keluhan atau kendala, jangan sungkan bilang ke petugasnya,” kata Bupati Anas saat menemui Rita.
Menurut Bupati Anas, upaya jemput bola pasien ini adalah pemenuhan hak dasar warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Selama ini, masih ada warga miskin yang belum mendapat informasi mengenai layanan kesehatan.
“Meski berobat dengan BPJS atau fasilitasi jaminan kesehatan daerah tidak berbayar, warga miskin dan lansia terkadang kesulitan karena mengeluarkan biaya transportasi. Maka petugas yang harus jemput bola,” jelas Anas.
Anas memaparkan, sasaran jemput bola ini berasal dari basis data Pemkab Banyuwangi, laporan warga di media sosial dan pendataan desa. Dia meminta penguatan koordinasi mulai RT/RW, desa, hingga Dinas Kesehatan, mengingat data kesehatan bersifat dinamis.
“Misalnya bapak A yang termasuk miskin ini sehat, tapi sebulan kemudian sakit, itu harus dipantau. Kuncinya di koordinasi, kepedulian mulai dari RT/RW. Toh biaya kesehatan sudah disediakan, ada penerima bantuan iuran APBN, ada dana jaminan kesehatan dari APBD. Begitu tahu ada yang sakit, lapor dan pasti ditangani,” papar Bupati Anas.