beritaangin.com – Pilgub Jatim 2018 menjadi pertaruhan besar bagi PDIP. Sebab dua kali pilgub, calonnya terpental. PDIP tidak ingin menelan pil pahit untuk ketiga kalinya.
“Harus menang, dua kali kita gagal sekarang waktunya menang,” kata Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana kepada detikcom seusai rapat kerja cabang membahas Pilgub Jatim di sebuah hotel, Sabtu (18/11/2017) malam.
Pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Abdullah Azwar Anas yang resmi diusung PDIP-PKB, kata Whisnu, merupakan figur yang masing-masing mempunyai karakteristik dan teruji.
“Saya sudah sampaikan hasil evaluasi dua kali pilgub kita kalah kepada keduanya dan InsyaAllah, dari evaluasi itu akan didapatkan jalan keluarnya sehingga unggul nantinya,” kata Whisnu yang juga wakil wali kota Surabaya ini.
Sayangnya Whisnu enggan mengungkapkan hasil evaluasi kekalahan dua kali calon PDIP pada dua kali pilgub sebelumnya, 2008 dan 2013.
“Dua kali saya terlibat langsung, tahu mana yang bolong atau tidak gerak, dan di daerah ini masalahnya, mataraman begini cara nanganinya,” kata dia mencontohkan.
Pada Pilgub Jatim 2013, pasangan calon yang diusung PDIP adalah Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah. Mereka memperoleh 2.200.069 suara atau 12,69 persen.
Pilgub dimenangkan pasangan petahana Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa 2) yang meraup suara terbanyak. Soekarwo dan Gus Ipul yang maju kedua kalinya tersebut memperoleh memperoleh 8.195.816 suara atau 47,25 persen.
Lawan terberatnya, Khofifah Indar Parawansah yang berpasangan dengan mantan Kapolda Jatim, Herman Sumawiredja, mendapatkan 6.525.015 suara atau 37,62 persen.
Demikian pula calon dari PDIP pada Pilgub 2008, pasangan Sutjipto-Ridwan Hisjam juga ‘digilas’ oleh KarSa (Soekarwo-Saifullah Yusuf).