Badai Irma menyapu wilayah Karibia dan mengarah ke Amerika Serikat tidak hanya merusak dan menelan korban jiwa.
Dikabarkan seratusan lebih penjahat kabur setelah penjara mereka huni porak poranda akibat dihantam angin ribut itu.
Dilansir dari laman Sky News, Minggu (10/9), peristiwa itu terjadi di Pulau Tortola, British Virgin Island. Diduga penjara di wilayah itu rusak berat setelah badai menerpa mengakibatkan 120 tahanan kabur.
Salah satu penduduk yang juga merupakan pimpinan lembaga jasa ekspedisi Modern Geographic Sailing, Paul Exner, mengatakan narapidana itu sebenarnya dijaga oleh sipir bersenjata.
Namun, saat situasi memburuk, para sipir memilih menyelamatkan diri dan membiarkan napi kabur. Diduga penjara itu menampung 200 narapidana.
Kepolisian Inggris menyatakan sudah mengirim bantuan ke British Virgin Island. Mereka menerbangkan sejumlah anggotanya buat mencari dan menangkap kembali narapidana yang kabur.
“53 polisi dari 14 kesatuan berbeda diberangkatkan ke Brize Norton pada Minggu buat membantu,” tulis Dewan Kepala Kepolisian Nasional Inggris dalam pernyataannya.
Exner menambahkan, kondisi di British Virgin Island kini porak-poranda. Banyan bangunan hancur dan penduduk butuh pasokan makanan serta air bersih.
“Kami masih bisa hidup di rumah paling lama sekitar dua pekan. Kami mengumpulkan papan kayu dan material lain buat membangun.
Tidak ada listrik, jadi semuanya kami kerjakan manual. Besok kami mesti menghadapi Badai Jose dengan kecepatan 90 mil per jam di wilayah utara,” kata Exner.
Badai Irma juga menelan 24 korban jiwa. Pulau St. Martin, Barbuda, serta beberapa pulau lainnya juga mengalami kerusakan infrastruktur sangat parah.