Pemimpin Catalan Menegaskan Tak Akan Menyerah Meski TPS Ditutup

Beritaangin.com – Presiden Regional Catalan, Carles Puigdemont menegaskan para pendukungnya tidak akan menyerahkan hak suara mereka. Meskipun saat ini Madrid telah melarang dan memblokir ribuan tempat pemungutan suara (TPS).

Menteri Dalam Negeri mengklaim telah menutup 2.315 tempat pemungutan suara (TPS) pada Sabtu (30/9). Hal itu dilakukan untuk mencegah referendum untuk kemerdekaan Catalonia.

Namun para guru, orang tua, murid-murid dan para aktivis telah mengambil langkah, dan mengabaikan peringatan dengan mengambil alih sekitar 160 sekolah yang digunakan menjadi TPS.

Puigdemont menegaskan jika pemerintahannya telah memiliki tempat sehingga semua akan tetap berjalan normal. Dia berjanji pada para pendukung referendum tidak akan pulang maupun menyerahkan hak suara mereka.

Namun, dia juga meminta mediasi mengenai krisis yang membuat eksekutif separatisnya melawan Madrid, yang disebut sebagai krisis terbesar yang melanda Spanyol dalam beberapa dasawarsa.

“Jika iya (mendukung referendum) menang, jika tidak menang- apapun skenarionya harus ada mediasi, karena semuanya tidak berjalan,” kata Puigdemont, dilansir AFP, Minggu (1/10/2017).

Puigdemont tidak menyebut orang perorang, organisasi atau negara mana secara spesifik untuk membantu menengahi perselisihan Catalonia dengan Spanyol. Namun dia mengisyaratkan Uni Eropa bisa menjadi mediator yang tepat.

“Saya pikir saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Uni Eropa untuk mengawasi (situasi) dan mulai memberi perhatian,” ujarnya.

Krisis itu telah meningkatkan ketegangan di antara warga Catalan. Kelompok masyarakat terbelah untuk merdeka, meski begitu sebagian besar masyarakat tetap ingin menyelesaikan masalah itu melalui pemungutan suara secara sah.

Ribuan pemrotes menggelar aksi di kota-kota besar Spanyol seperti Madrid, Sevilla, Santander, Alicante, Valencia, dan Malaga. Sementara ribuan lainnya menggelar aksi di Barcelona, ibu kota Catalan.

“Kami seharusnya tidak sampai pada titik ini. Kami telah berada di titik tak bisa putar balik,” kata seorang insiyur Fernando Cepeda (58) yang mengalungkan bendera Spanyol di pinggangnya saat berada di depan Balai Kota Madrid.

Pesta Piyama, Tarian Zumba

Pihak berwenang telah berlomba melawan waktu untuk mencegah pemungutan suara (untuk referendum kemerdekaan Catalonia) dilakukan. Pengadilan Spanyol telah memutuskan pemungutan suara itu bertentangan dengan Undang-Undang (inkonstitusional).

Selama berhari-hari, mereka telah merebut logistik pemilihan seperti surat suara sementara jaksa penuntut telah memerintahkan penutupan situs-situs yang terkait dengan pemungutan suara dan menahan anggota kunci tim yang menyelenggarakan referendum tersebut.

Tapi mereka yang akan memilih telah bergerak. Para petani dan pemadam kebakaran sudah berjanji untuk melindungi TPS.

Dan pada hari Jumat, saat anak-anak menyelesaikan hari sekolah mereka, orang tua, anak-anak, guru dan para aktivis bergegas ke gedung yang ditunjuk sebagai tempat pemungutan suara untuk menghentikan penutupan oleh polisi.

Menurut sumber AFP, banyak (warga) yang menggunakan aplikasi pesan Telegram agar terorganisir. Beberapa sekolah telah mengambil langkah inovatif untuk menggunakan ruang publik yang dilarang untuk referendum dengan menggelar aktivitas leisure sepanjang akhir pekan seperti pesta piyama untuk anak-anak hingga permainan voli.

SMA Barcelona, Joan Brossa, misalnya, mengiklankan serangkaian kegiatan termasuk pemutaran film, pertandingan sepak bola dan kelas kebugaran tarian Zumba.

Enric Millo, perwakilan pemerintah di Catalonia, mengatakan Sabtu sebelumnya 163 dari TPS sudah ditempati saat mereka ditutup. Akibatnya, orang-orang di dalam diizinkan untuk pergi tapi tidak ada yang bisa masuk.

Updated: September 30, 2017 — 8:54 pm

Tinggalkan Balasan

PREDIKSIGERHANA.BIZ|Prediksi Togel AKURAT|ANGKA JITU|MASTER JITU|SYAIR LENGKAP|LIVEGAMES IDNPLAY| Info Judi Online Frontier Theme