OTT Kepala Daerah Makin Marak, ICW: Pengawasan Harus Maksimal

beritaangin.com – Seakan tak ada kapoknya, masih ada saja pejabat yang terjerat Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK. Pasalnya bukan hanya pejabat daerah saja tapi juga oknum penegak hukum yang ikut terciduk. Lantas bagaimana supaya daftar OTT ini tak makin panjang?

“Ya karena daerah ini kan ngak cuma Jatim, Bengkulu, dan ini bukan persoalan kepala daerah tapi oknum hukumnya. Ada hakim, jaksa ini kan bukti pihak yang seharusnya melakukan pengawasan tidak maksimal. Ini bukan pencegahan di inspektorat tapi penegak hukum juga terlibat,” ujar Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW Tama S Langkun saat dihubungi, Minggu (17/9/2017) malam.

Tama menyebut setidaknya ada tiga hal yang harus diperbaiki. Mulai dari pencegahan internal hingga peningkatan sanksi hukum untuk menimbulkan efek jera.

“Pertama pencegahan internal, pengawasan inspektorat internal di daerah nggak berjalan. Artinya ada persoalan besar di sana. Kalau pengawasan maksimal akan sedikit pejabat daerah yang terjerat korupsi,” katanya.

Tama juga berpendapat ringannya pemberian sanksi hukum ke pelaku korupsi tidak membuat efek jera ke para pelaku. Dalam catatannya selama 6 bulan terakhir, hukuman ke koruptor hanya divonis ringan.

“Yang kita lihat ini kan seolah-olah hukuman bagi pelaku korupsi tidak maksimal. Hakim gimana, kita berharap memberi sanksi yang berat, menjerakan. Gimana menjerakan selama 6 bulan terakhir nggak sampai 3 tahun kok pidananya. Artinya perhatian juga buat MA bagaimana melihat korupsi itu lebih sanksinya menjerakan,” usulnya.

Ini Saran KPK ke Pemerintah untuk Cegah Korupsi di Daerah

Dia juga melihat potensi korupsi dilakukan akibat biaya politik yang mahal. Menurutnya, mahalnya biaya politik yang dikeluarkan pejabat membuatnya rentan terjerat korupsi.

“Ketiga biaya politik di Indonesia sangat mahal. Biaya politik mahal itu akan membuat orang yang sedang memegang jabatan harus memutar uang, sulit rasanya untuk tidak korupsi,” kata Tama.

2017, Enam Kepala Daerah Kena OTT KPK

Tama mengakui memang perbaikan itu menjadi tanggung jawab pemerintah. Dia berharap Presiden Joko Widodo memperkuat peranan pengawas inspektorat di daerah.

“Dalam pandangan saya selama ini, sekarang kan inspektorat ada di bawah pemerintah daerah, kan posisi mereka lemah sekali, tidak punya bargaining position. Bagaimana desain pemerintah Jokowi memperkuat internal,” ujarnya.

Dia juga segera ada solusi untuk mengatasi mahalnya biaya politik. Menurutnya harus ada rumusan strategi antara pemerintah, partai politik hingga penegak hukum.

“Parpol harus diajak duduk bareng. Karena tingginya biaya politik itu harus ada strategi bersama antara pemerintah, parpol dan penegak hukum untuk pengawasannya,” kata Tama.

“Menurut saya solusi biaya politik makin ringan ke depan, jangan jadi beban atau masalah baru. Ke depan korupsi daerah ya paling tidak bisa dikurangilah,” ujarnya optimistis.

Tinggalkan Balasan

PREDIKSIGERHANA.BIZ|Prediksi Togel AKURAT|ANGKA JITU|MASTER JITU|SYAIR LENGKAP|LIVEGAMES IDNPLAY| Info Judi Online Frontier Theme