Beritaangin – Seorang menteri Jepang mengundurkan diri terkait pernyataan kontroversial terkait gempa tahun 2011. Menteri ini mengatakan sungguh beruntung karena gempa dahsyat yang diikuti tsunami hebat itu melanda kawasan pinggiran Jepang, bukan ibu kota Tokyo.
Menteri Jepang Mundur Terkait Komentar Kontroversial Soal Gempa.Seperti dilansir AFP, Rabu (26/4/2017), komentar kontroversial Menteri Rekonstruksi Bencana Jepang, Masahiro Imamura, itu disampaikan pada Selasa (25/4) malam waktu setempat. Komentar itu langsung memicu kemarahan publik.
Berita Terpopuler – “Baguslah, itu (bencana-red) terjadi di sana, di Tohoku. Jika itu terjadi dekat dengan wilayah ibu kota, akan terjadi kerusakan besar,” ucap Imamura.
Imamura menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Shinzo Abe pada Rabu (26/4) pagi waktu setempat. Kepada wartawan, Imamura mengaku dirinya sangat menyesali komentar itu.
“Saya memicu masalah besar untuk warga Tohoku dan melukai perasaan mereka. Saya minta maaf,” ucapnya di hadapan wartawan, sambil membungkukkan badannya.
Akibat komentar Imamura ini, PM Abe terpaksa meminta maaf pada warga Tohoku, Jepang bagian timur laut, yang dilanda gempa dan tsunami hebat tahun 2011. Hingga kini, setelah 6 tahun berlalu, kawasan itu masih dalam pemulihan.
PM Abe menyebut komentar Imamura itu ‘sangat tidak pantas’. “(Komentar Imamura) Itu melukai perasaan orang-orang yang berada di area terdampak bencana,” ucap PM Abe dengan raut wajah muram pada Rabu (26/4).
“Sebagai perdana menteri, saya ingin meminta maaf secara mendalam pada warga di area terdampak bencana,” ujarnya.
Gempa bawah laut yang melanda pada 11 Maret 2011 memicu tsunami di sepanjang pantai timur laut Jepang. Lebih dari 18.500 orang tewas maupun hilang. Tiga reaktor nuklir di Fukushima mengalami kebocoran akibat gempa hebat itu.
Ini bukan pertama kalinya Imamura memicu kontroversi. Awal bulan ini, Imamura dikecam setelah menyebut warga yang enggan kembali ke Fukushima yang telah dinyatakan aman untuk ditinggali, ‘bertanggung jawab atas diri mereka sendiri’.
