beritaangin.com – Komite Ekonomi dan Industri Nasional mendorong pemerintah libatkan daerah secara terintegrasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, merata dan berkualitas. Sebab menjaga stabilitas ekonomi di daerah juga sangat penting untuk merawat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Masalah pembangunan, khususnya pengentasan kemiskinan, harus dijalankan bersama (terutama) oleh pemerintah pusat dan daerah,” papar Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/8/2017).
Pernyataan tersebut disampaikan usai menjadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (8/8). Hadir di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, perwakilan dari Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, pengusaha setempat, serta para pemangku kepentingan lain.
Arif menegaskan, keterlibatan daerah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Untuk mendukung hal itu, KEIN telah melakukan kajian ‘Regional Growth Strategy: menuju Pertumbuhan yang Lebih Tinggi, Merata dan Berkualitas’.
Arif menyampaikan, ketimpangan dan stabilitas ekonomi yang bervariasi antarwilayah menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil kajian KEIN menemukan bahwa 42% provinsi di Indonesia memiliki pertumbuhan tidak stabil. Bahkan pada triwulan I-2017, ada 39% provinsi yang pertumbuhan ekonominya di bawah rata-rata pertumbuhan nasional.
“Kalau pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah stabil, cita-cita pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi malampaui angka 5% sangat mungkin terjadi,” ujar Arif.
Pada kasus Jawa Tengah misalnya, sejak tahun 2014 berada di atas rata-rata pertumbuhan nasional. Pada tahun 2016 misalnya, ketika ekonomi nasional tumbuh 5,02%, Jawa Tengah mencapai 5,28%. Pada kuartal I-2017, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah 5,20% dan nasional 5,01%.
Kendati demikian, Arif menyampaikan bahwa Jawa Tengah masih perlu lebih giat dan strategis dalam menurunkan kemiskinannya. Kendati tingkat kemiskinannya turun terus, namun dalam dua tahun terakhir terjadi perlambatan. Hingga tahun 2016, tingkat kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 13,19% dan nasional 10,70%.
“Penurunan kemiskinan ini yang perlu didorong,” kata Arif.
“KEIN mencoba memberikan kontribusi solusi, dengan harapan Jawa Tengah ikut menjadi bagian penting dalam pembangunan secara nasional,”
Potret kemiskinan di Jawa Tengah juga perlu perhatian khusus. Sebanyak 58% telah berusia 50 tahun ke atas. Dari 81% kepala rumah tangga miskin yang masih bekerja, lebih dari separuhnya menggantungkan hidup pada sektor pertanian.
Karakteristik wilayah Jawa Tengah juga sangat beragam. Karena itulah, perlu kebijakan yang spesifik terhadap kabupaten atau kota.
Sebagai contoh, di sejumlah wilayah seperti Banyumas, Klaten dan Sragen, pertumbuhan ekonominya tinggi namun tingkat kemiskinannya juga tinggi.
Sementara di Pekalongan, Temanggung dan Wonogiri, pertumbuhan ekonominya rendah dan kemiskinannya juga rendah.
Idealnya, seperti yang terjadi di beberapa wilayah, antara lain Kota Semarang, Kota Magelang, Kota Salatiga, atau Kota Surakarta. Di wilayah-wilayah itu, dengan pertumbuhan ekonominya yang tinggi, tingkat kemiskinannya rendah dan indeks pembangunan manusianya (IPM) tinggi.
“Memang tidak bisa ada satu obat untuk semua penyakit. Karena itulah diperlukan keterlibatan daerah untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas,” pungkasnya.