beritaangin.com – Ditpolair Korpolairud Baharkam Polri berhasil menangani 520 kasus illegal fishing dan illegal logging, selama 6 bulan terkahir. Penanganan illegal fishing termasuk dalam kasus yang paling banyak ditangani.
“Untuk tahun ini kita sudah bisa menyelesaikan kurang lebih 520 kasus yaitu illegal fishing, illegal logging,” ujar Kakorpolairud, inspektur jenderal M Chairul N A.
Dalam konfrensi pers di Ditpolair Baharkam, jalan RE Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kakorpolair didampingi dengan Dirpolair dan Dirpoludara. Dalam penanganan perkara kasus yang menonjol, terdapat pada kasus illegal fishing.
“Penegakan hukum yang kita lakukan ilegal fishing ini paling tinggi,” ujar Dirpolair Bahakam Polri, Brigjen Lotharia Latif pada konferensi pers, Rabu (21/6/2017).
Illegal fishing yang berhasil ditangani sejak 1 januari sampai 20 juni 2017, sebanyak 200 kasus. Terdiri dari 184 kapal ikan Indonesia dan 16 Kapal ikan asing.
Selain illegal fishing, Ditpolair juga berhasil menangani 33 kasus handak, 32 pencurian, 1 tindak pidana perdagangan orang (TPPO), 21 kasus migas, 27 illegal logging, 5 illegal mining, 6 karantina, 11 kapabean dan 4 perompakan.
Dirpolair Lotharia Latif juga mengatakan Illegal fishing yang terjadi di tahun 2014 sampai Juni 2017 paling besar adalah kapal dari Vietnam sebanyak 43 kapal. Selain Vietnam, terdapat pula 4 kapal Thailand, 25 kapal Filipina dan 36 kapal Malaysia.
“Mengapa Vietnam, dari segi geografis letak dan posisi memang perbatasan wilayahnya dengan laut kita, dan posisi laut kita cukup jauh, dan mereka memanfaatkan,” ujar Brigjen Lotharia Latif.
Selain penanganan kasus, ditpolair juga menjalin kerjasama baik dalam maupun luar negeri. Diantaranya tergabung dalam satgas 115 dalam pemberantasan illegal fishing, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) bidang diklat keluatan dengan kemenhub, MBPCG (Maritime Border Patrol Coordinating Grup) dengan Malaysia, hingga pengembangan kapasitas dengan EXBS (Export Control And Related Border Security).
