beritaangin.com – Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menuding ada kelompok tertentu yang mempengaruhi Presiden Joko Widodo terkait penerbitan Perppu 2/2017 tentang ormas. Kelompok itu dianggap sebagai ‘invisible hand’.
Fahri menyebut Perppu pengganti UU Nomor 17/2013 belum mendesak. Dia pun ingin pemerintah menunjukkan kegentingan mengapa sampai Perppu ini terbit.
“Eh Pak Presiden, tolong kasih tahu saya daruratnya yang mana ini? Daruratnya HTI? HTI memang ada beli senjata dari mana? Sedang bangun basis militer dari mana? FPI? Memang Habib Rizieq lagi deal sama Baghdadi yang udah ditembak mati? Daruratnya apa?” kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (14/7/2017).
Wiranto: Perppu Ormas untuk Selamatkan NKRI dan Jaga Stabilitas
“Musuh negara ini yang mana, yang dihadapi negara siapa? Ngomong dong. Jangan tiba-tiba out of the blue istilahnya datang darurat Perppu!” sambungnya berapi-api.
Keheranan Fahri bertambah karena belakangan ini pemerintah kerap mengeluarkan Perppu. Dia menganggap hal itu karena pemerintah dipengaruhi sekelompok tertentu.
“Saya mencemaskan ada kelompok-kelompok yang sedang menggunakan kelemahan Pak Jokowi untuk menarik mundur sejarah ke belakang. Ada juga kemungkinan kelompok ini anti terhadap kelompok tertentu,” ujarnya.
Pembubaran Ormas Diteliti Kemenkum HAM, Jaksa Agung Siap Beri Data
“Kemungkinan mereka dibiayai secara sepihak, men-deregulasi sesuatu yang sangat penting yang kita perjuangkan berdarah-darah, kebebasan sipil, dan secara umum ini,” tegas Fahri.
Fahri menyebut kelompok tersebut sebagai master mind di balik Perppu pembubaran ormas. Kelompok ini menurutnya menggunakan ‘tantakel’ yang bisa bergerak fleksibel untuk mempengaruhi pemerintah.
“Saya mencurigai kelompok ini berbahaya. Kita sebagai bangsa perlu waspada bahwa pemerintah kesusupan dari kelompok berbahaya ini. Ini yang saya khawatirkan, mereka bekerja secara sepihak menggunakan tentakel mereka di pemerintahan,” cetusnya.