beritaangin.com – Tim medis RSD dr Soebandi Jember memutuskan akan melakukan operasi untuk mengangkat sejumlah benda tajam yang ada di perut Hendro Wijatmiko (30). Dua dokter bedah disiapkan untuk proses operasi pasien asal Desa Kilensari, kecamatan Panarukan, Situbondo itu. Tim dokter akan mengambil pisau, sendok, garpu.
“Ini mungkin akan dilakukan oleh dua dokter, karena membutuhkan ketelitian dan pemeriksaan itu kan kita meneliti ususnya. Nah, itu nanti membutuhkan pertimbangan-pertimbangan dari mereka berdua,” ungkap Humas RSD dr Soebandi Jember, Justina Evi Tyaswati, Rabu (12/7/2017).
Dua dokter yang dipercaya untuk menangani operasi Hendro ini adalah dr Samsul SpB dan dr Adi SpB. Keduanya merupakan dokter spesialis bedah umum. “Spesialis bedah umum, dokter Samsul dan dokter Adi,” kata Evi.
Tentang kapan akan dilakukan operasi, Evi mengaku masih menunggu hasil rekomendasi dua dokter bedah itu. “Kita masih tunggu hasil analisa dari dua dokter bedah yang menanganinya,” terang Evi.
Baca Juga: Dokter Pastikan akan Mengambil Benda Tajam di Perut Hendro
Namun jika melihat kondisi perkembangan Hendro, tindakan operasi bisa dilakukan dalam waktu dekat. Apalagi sejumlah benda juga sudah keluar dari perut Hendro saat buang air besar (BAB).
“Ada tutup odol, baterai dan plastik. Untuk benda tajamnya masih di dalam perut. Kalau di dalam tinggal benda tajamnya, operasi bisa dilakukan,” tambah Evi.
Dia juga menjelaskan, Hendro merupakan penderita Skizofrenia dan pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Malang.
Hasil Endoskopi, Posisi Benda Tajam di Perut Hendro Terus Berubah
“Dia merupakan pasien Skizofrenia, gangguan jiwa berat yang dirawat rumah sakit jiwa Lawang sejak 4 tahun lalu. Dan sampai dengan sekarang dia masih mengkonsumsi obat yang diambil dari Puskesmas Panarukan,” urai Evi.
Sekitar dua minggu sebelum lebaran lalu, Hendro mengalami perubahan perilaku. Pria itu mulai menyendiri dan bicara sendiri. Kuat dugaan saat itulah Hendro mulai makan benda tajam dan benda lain yang sekarang ini ada dalam perutnya.
“Menurut tante dan ibunya, dua minggu sebelum lebaran Hendro mengalami perubahan perilaku. Dia jadi penyendiri, suka bicara sendiri. Nah, di situ mungkin dia mulai makan benda tajam hingga mengalami sakit perut ini,” pungkas Evi.