beritaangin.com – Tri Maulidiyah Sari, gadis 14 tahun warga Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, akhirnya bisa melanjutkan sekolah. Atas bantuan warga, Tri bisa bersekolah di SMP PGRI Brebes mulai hari ini.
Saat mendapat kabar bahwa dirinya diterima menjadi murid SMP PGRI, keluarga Tri tampak sekali bergembira. Senyum kebahagiaan terulas saat Tri menerima bantuan pakaian seragam sekolah alat tulis dan sepatu dari sekelompok warga yang peduli.
“Terima kasih atas semua bantuan dari bapak ibu semua. Senang sekali saya bisa melanjutkan sekolah. Rupanya Allah mengabulkan keinginan saya,” ujarnya, Rabu (25/10/2017).
Sebelumnya, anak dari pasangan Karnadi dan almh Muslikha ini tidak menyangka akan bisa kembali bersekolah setelah lulus SD Negeri 2 Krasak dua tahun lalu. Ditambah lagi selama ini dirinya tidak tersentuh bantuan apapun dari pemerintah, seperti pelajar lain dari keluarga miskin.
Bantun KIP, Program Brebes Cerdas dan program Gerakan Kembali Bersekolah yang sedang digalakkan Pemkab Brebes tidak pernah diterimanya. Tak hanya itu, keluarganya juga tidak pernah mendapatkan bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
Kondisi inilah yang membuat keluarga Tri kondisinya makin terpuruk. Mereka bertahan hidup dengan mengandalkan penghasilan Sarwen, neneknya, yang menjual jajanan. Dengan omset dagangan Rp 30 ribu perhari, mustahil neneknya ini bisa menyekolahkan Tri ke tingkat SMP. Apalagi, neneknya ini harus menghidupi dua cucunya, termasuk Tri.
Secercah harapan untuk bisa sekolah mulai muncul setelah adanya kepedulian oleh sekelompok warga. Mereka menghubungi salah satu petugas kecamatan untuk mencarikan sekolah.
“Kami sudah menghubungi beberapa kepala SMP untuk menerima anak ini, tapi ternyata sudah tidak bisa. Akhirnya kami minta petugas kecamatan yang memang menangani Gerakan Kembali Sekolah. Atas usahanya, ada sekolah yang mau menerima,” ujar salah seorang anggota Gerakan Eling Sedulur (Gaes) Ajeng Kania Permanik, usai menyerahkan bantuan.
Kasi Kesos Kecamatan Brebes, Untung Prayitno menyebutkan, Tri Maulidiyah Sari langsung diterima dan bisa mulai sekolah pada Rabu ini.
“Saya ucapkan terima kasih atas bantuan relawan yang sudah membantu GKB. Apalagi ada yang memberi bantuan seragam dan alat tulis,” tuturnya.
Untung mengaku, sebelumnya Tri tidak masuk dalam daftar anak yang ikut program GKB. Nama ini muncul setelah adanya laporan dari relawan dan pemberitaan di media massa. Dari laporan itu, langsung dilakukan pengecekan ke rumahnya di Desa Krasak.
Hari ini, Tri seakan menemukan kembali harapan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Jarak antara rumah dan sekolah yang cukup jauh tidak menyurutkan semangatnya. Semula, anak ini akan menggunakan sepeda pinjaman dari saudara, untuk menempuh perjalanan 5 km pulang pergi.
Namun sesaat sebelum berangkat sekolah, salah satu anggota Lembaga Pemerhati Perempuan dan Anak (LPP memberi bantuan sepeda lipat untuk operasional sehari hari ke sekolah.
Tidak hanya sepeda, lembaga ini mengaku akan membantu keperluan sekolah lain, seperti uang saku harian.
“Semoga sepeda ini bermanfaat untuk menunjang belajarnya,” kata Ketua LPPA, Deviyanti Rosita.