Beritaangin – Pasien diabetes tipe 2 tidak hanya berisiko mengalami komplikasi ginjal, jantung atau paru-paru. Studi terbaru menyebut pasien diabetes tipe 2 juga berisiko mengalami komplikasi di otak yang berpengaruh terhadap kemampuan kognitifnya.
Diabetes tipe 2 juga berisiko mengalami komplikasi di otak – David Tanne, peneliti dari Tel Aviv University, Israel, mengatakan pada pasien diabetes yang mengalami resistensi insulin, risiko mengalami penurunan fungsi otak lebih besar. Hal ini membuat mereka lebih rentan mengidap demensia dan alzheimer ketika memasuki hari tua.
“Bukti-bukti yang menunjukkan insulin berperan penting bagi otak sudah semakin banyak. Karena itu, resistensi insulin bisa mempercepat terjadinya penurunan fungsi kognitif otak yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit alzheimer,” tutur Tanne, dikutip dari Reuters.
Penelitian dilakukan kepada 489 pasien penyakit kardiovaskular dengan usia rata-rata 58 tahun. Selama 20 tahun, peneliti memantau kondisi partisipan dan melakukan pemeriksaan fungsi kognitif pada usia 72 dan 77 tahun.
Hasil penelitian menyebut partisipan yang mengalami resistensi insulin memiliki fungsi kognitif yang lebih rendah. Selain itu, mereka juga mengalami penurunan fungsi eksekutif yang berpengaruh terhadap kesehatan jiwanya.
Berita Terpercaya – “Dan penurunan ini tidak terjadi pada pasien diabetes saja. Pada partisipan dengan riwayat penyakit kardiovaskular namun mengalami resistensi insulin, penurunan fungsi kognitif otak tetap terjadi,” tutur Tanne lagi.
Barbara Bendlin dari Alzheimer’s Disease Research Center, University of Wisconsin-Madison, mengatakan secara teori, resistensi insulin dapat menyebabkan terjadinya peradangan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak. Bisa jadi, resistensi insulin menyebabkan kurangnya pasokan darah ke otak yang membuatnya tidak bisa berfungsi dengan baik dan perlahan-lahan mengalami penurunan fungsi.
“Insulin membantu sel otak untuk saling terhubung, peran penting dalam pembentukan ingatan dan memori. Tingginya insulin dalam darah membuat insulin yang ada di otak sedikit. Inilah yang akhirnya mengganggu proses pembuatan memori di otak,” tutur Bendlin yang tidak terlibat penelitian.