beritaangin.com – Memasuki musim kemarau, PDAM Tirtawening Kota Bandung mengalami darurat air baku. Pasalnya, sumber air baku di Danau Cipanunjang, Pangalengan, Kabupaten Bandung, surut. Pelanggan PDAM Tirtawening diminta menghemat konsumsi air.
Dirut PDAM Tirtawening Sonny Salimi mengatakan kondisi muka air di Danau Cipanunjang yang menurun berdampak terhadap suplai air ke Kota Bandung. Diprediksi sekitar 100 ribu pelanggan PDAM Tirtawening terdampak langsung.
“Dengan kondisi ini (darurat air beku), kami minta masyarakat memanfaatkan air sebaik-baiknya dan lebih hemat. Karena ini faktor alam yang sulit diprediksi,” kata Sonny di Danau Cipanunjang, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jumat (18/8/2017).
Menurutnya penghematan merupakan satu-satunya cara mengatasi darurat air baku saat ini. Namun, ke depan pihak berwenang diharapkan bisa mencari solusi mengantisipasi ketersediaan air saat musim kemarau tiba.
Ia menilai pengelolaan lingkungan sekitar danau juga perlu diperhatikan. Sebab, sambung dia, sedimentasi yang dihasilkan oleh lahan perkebunan atau pertanian warga juga menjadi penyebab pendangkalan Danau Cipanunjang.
“Memohon kepada siapapun itu yang memang berwenang dalam pengelolaan danau ini maupun lingkungannya bisa diperhatikan. Sehingga dalam kondisi musim kemarau bisa mampu bertahan untuk mensuplai atau menampung air untuk persediaan dalam satu tahun ataupun paling tidak selama musim kemarau,” tutur dia.
Dia menyebut dampak surutnya Danau Cipanunjang, debir air yang mengalir ke penampungan PDAM Tirtawening terus menipis. Biasanya, sambung dia, suplai air dari Danau Cipanunjang rata-rata 1.800 liter/detik saat ini hanya 900 liter/detik.
“Penurunanya kami bilang cukup drastis. Ini tentu menjadi persoalan di musim kemarau seperti ini. Saya katakan kita sudah darurat air baku. Kami tidak bisa memprediksi air yang ada saat ini mencukupi atau tidak,” ungkap dia.
