beritaangin.com – Alvara Research Center melakukan survei mengenai pandangan yang berkaitan dengan keagamaan di kalangan profesional. Mereka kemudian merekomendasikan agar ormas moderat semakin memperkuat kehadirannya di kalangan profesional.
Berikut kesimpulan dari riset Alvara yang dibacakan oleh Direktur Alvara Hasanuddin Ali dalam pemaparan hasil survei di Hotel Sari Pan Pacific, Jl MH Thamrin, Senin (23/10/2017):
Survei Alvara Ungkap Peta Pandangan Keagamaan di Kalangan Profesional
1. Penetrasi ajaran intoleransi telah mulai masuk ke dalam kalangan terdidik dan kelompok kelas menengah
2. Aparatur negara dan kelompok pekerja di BUMN juga mulai terpapar ajaran-ajaran intoleransi
3. Penetrasi ajaran-ajaran intoleransi yang anti Pancasila dan NKRI di kalangan professional masuk melalui kajian-kajian keagamaan yang dilakukan di tempat kerja
Adapun implikasi dari ajaran intoleransi di kalangan profesional yang ditimbulkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah:
1. Menguatnya ajaran intoleransi ini bila tidak diantisipasi bisa berujung kepada ajaran radikalisme berbasis agama dikalangan terdidik dan kelas menengah
2. Aparatur negara yang seharusnya menjadi garda depan pembela Pancasila dan NKRI semakin rawan terkena dampak ajaran intoleransi dan radikalisme
3. Kelompok-kelompok intoleran semakin mendominasi kajian-kajian di tempat kerja
Terkait dengan itu, Alvara merekomendasikan langkah-langkah yang harus di ambil untuk oleh ormas-ormas moderat, pemerintah, kantor-kantor BUMN dan swasta untuk mencegah meluasnya ajara intoleransi sebagai berikut:
1. Ormas-ormas moderat (NU dan Muhammadiah) harus segera memperkuat kehadirannya di kalangan terdidik dan kelas menengah muslim
2. Pemerintah perlu melakukan deteksi lebih dini terhadap setiap aparatur negara untuk memastikan mereka masih “merah putih”
3. Kantor-kantor pemerintah dan BUMN perlu menjalin kerjasama yang insentif dengan ormas-ormas moderat dan juga Kementrian Agama untuk memastikan ustadz dan penceramah yang dihadirkan berasal dari kelompok moderat
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (LAKPESDAM) Nahdatul Ulama Rumadi yang hadir dalam pembicara dalam paparan survei ini mengatakan radikalisme merupakan ancaman yang nyata.
“Selama ini terbukti radikalisme sudah terbukti ada bagi kelompok-kelompok yang ada,” ujar Rumadi.
Rumadi mengatakan bahwa mereka (PNS yang terindikasi radikal) sebagian besar tidak memiliki sifat dasar radikalisme, justru mereka mendapat pengaruh dari lingkungan sekitar.
“Mungkin mereka tidak punya DNA radikal tetapi mereka mengikuti atmosfer yang ada, kalau saya lihat usianya ini artinya adalah kelompok Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan orang BUMN. Sebagian besar dari mereka bekerja di PNS atau BUMN yaitu mereka pasca reformasi,” imbuhnya.
Menurutnya, permasalahan radikalisme yang terjadi di lingkup instansi pemerintahan seperti pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan PNS adalah masalah penting yang harus segera diselesaikan.
“Ini bukan persoalan sederhana, karena ini adalah poinnya PNS dan pegawai BUMN,” imbuhnya.
Sementara itu, generasi milennial menurut Rumadi perlu diberi pembelajaran khusus agar tidak sembarang mendapat informasi khusunya informasi di bidang keagamaan.
“Menurut saya generasi milenial ini juga perlu diingatkan, jangan sembarangan menggunakan media sosial sebagai sumber pengetahuan keagamaan,” tegasnya.