Beritaangin.com – Pembangunan patung Kongco Kwan Seng Tee Koen atau bernama asli Guan Yunchang di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban, hingga kini masih menjadi polemik.
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) meminta pengurus klenteng untuk proaktif menemui sejumlah pihak, termasuk warga sekitar untuk meluruskan informasi.
“Perlu dilakukan silaturahmi yang lebih intens dengan masyarakat sekitar, tokoh agama dan tokoh masyarakat, untuk menjelaskan persoalan yang ada tanpa ada upaya-upaya politisasi.
Karena tak ada kaitan dengan masalah kepahlawanan nasional, tapi murni agama,” kata Ketua Umum MATAKIN Uung Sendana L Linggaraja
Kwan Seng Tee Koen dihormati dan diteladani oleh umat Khonghucu, karena setia kepada janji dan menjunjung tinggi kebenaran, bukan karena keahlian berperang.
Menurut Uung, sikap setia kepada janji dan menjunjung tinggi kebenaran, perlu terus dikumandangkan dalam konteks kenegaraan Indonesia yang sekarang sedang menghadapi tantangan yang dapat memecah belah bangsa karena mengalami krisis nilai kesetiaan dan kebenaran.
“Pembangunan patung ini yang terletak dalam lingkungan Klenteng Kwan Sing Bio Tuban dan tak terlihat dari luar tak ada kaitannya dengan politik, murni masalah spiritualitas dan keteladanan yang diajarkan dalam agama,” terangnya.
Dia juga meminta kepada pihak klenteng untuk segera menyelesaikan persoalan administratif. Karena ini menyangkut keagamaan, tentu mengacu kepada aturan-aturan keagamaan dan kewajiban pemerintah untuk melindungi dan melayani umat beragama secara adil.
“Kami yakin, bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleran dan saling menghargai antara etnis, agama suku dan golongan seperti yang dapat kita rasakan selama ratusan tahun dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan falsafah Pancasila. Kami yakin nilai-nilai ini masih dipegang teguh oleh bangsa Indonesia,” pungkas Uung.