Beritaangin.com – Rektor Universitas Negeri Jakarta ( UNJ) Djaali membantah tuduhan adanya tindakan nepotisme yang dia lakukan dalam pengangkatan sejumlah anggota keluarganya menjadi anggota civitas akademika di UNJ.
Sejumlah dosen UNJ yang menyebut diri sebagai Aliansi Dosen UNJ melaporkan Djaali ke Ombusdman atas tudahan tindakan nepotisme karena mengangkat sejumlah anggota keluarganya di UNJ.
Saat ditemui di UNJ, Selasa (5/9/2017), Djaali menjelaskan, semua anggota keluarganya yang saat ini bekerja di UNJ diangkat melalui mekanisme dan aturan yang ada.
Selain itu, seluruh anggota keluarganya yang saat ini menduduki posisi tertentu memiliki keahlian yang dibutuhkan di posisi tersebut.
“Tidak benar itu. Semuanya diangkat sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang berlaku” ujar Djaali.
Aliansi Dosen UNJ dalam laporannya ke ombusdman menjelaskan ada empat anggota keluarga Djaali yang diduga telah diangkat menjadi bagian dari civitas akademika UNJ karena tindakan nepotisme.
Nurjanaah, anak kandung Djaali, saat ini menjabat sebagai Kepala Studi Wanita dan Perlindungan Anak UNJ.
Djaali mengatakan, Nurjanaah diangkat ke posisinya itu saat Bedjo Sujanto menjabat sebagai Rektor UNJ. Nurjanah diangkat pada 17 Maret 2014, sedangkan Djaali dilantik menjadi Rektor UNJ pada April 2014.
Namun, karena adanya perubahan nomenkelatur, Nurjanah beserta pejabat UNJ lainnya dilantik kembali saat Djaali menjabat.
Selain itu, Nurjanah juga dianggap memiliki kemampuan di bidangnya dengan pendidikan S2 dan S3 di bidang pendidikan.
“Ada perubahan nomenkelatur. Tapi bukan Nurjanah saja yang dilantik, semua pegawai dengan posisi yang sama. Hanya namanya saja yang diubah,” ujar Djaali.
Begitu juga anak Djaali lainnya bernama Baso Maruddani yang menjabat sebagai Staf Pengelola Keuangan UNJ, Wahyuningsih yang merupakan dosen di Fakultas Ilmu Olahraga UNJ, dan menantu Djaali, Bazzar Ari Mighra yang juga merupakan dosen Ilmu Olahraga UNJ.
Djaali mengatakan, seluruh anggota keluarganya telah menjalani prosedur yang legal mulai dari tes kemampuan akademik, wawancara, hingga kinerja yang terbilang memuaskan.
“Selain itu tidak benar kalau tidak ada formasi. Semua dekan kami undang, lalu yang menentukan juga dari kementerian,” kata Djaali.