6 Alasan Jangan Keterusan Memalsukan Orgasme

6 Alasan Jangan Keterusan Memalsukan Orgasme.Secara umum, memalsukan orgasme adalah hal yang lumrah ditemui dalam hubungan pernikahan. Tetapi jangan keterusan juga melakukannya.

Diakui banyak pakar bahwa wanita memang susah mencapai klimaks saat berhubungan intim. Sebuah studi di tahun 2005 menyebut, hanya kurang dari sepertiga wanita yang bisa merasakan orgasme tiap kali bercinta.

Di sisi lain, memalsukan orgasme demi suami memang tak ada salahnya. Tetapi sebaiknya ini hanya perlu dilakukan sesekali saja lho. Mengapa demikian?

Berikut alasan jangan keterusan memalsukan orgasme menurut para pakar, seperti dikutip dari Huffington Post, Jumat (12/5/2017).

1. Kehilangan manfaat orgasme

Orgasme bukan hanya soal kenikmatan lho. Kimberly Resnick Anderson, terapis seks dari Los Angeles mengemukakan, orgasme dapat mengaktifkan senyawa kimia di otak seperti dopamine, vasopressin, endorfin dan oksitosin.

“Bagi kesehatan fisik dan mental, senyawa-senyawa ini besar manfaatnya, termasuk memperbaiki tidur, meredakan nyeri, mengurangi kecemasan, meningkatkan kekebalan, juga konsentrasi hingga menambah kebahagiaan. Dan ini takkan Anda dapatkan ketika memalsukan orgasme,” katanya

2. Pasangan akan sering melakukan kesalahan

“Seks seharusnya menjadi ajang eksplorasi bagi pasangan untuk mengetahui apa yang disukai satu sama lain, termasuk apa yang bisa membuat orgasme,” tutur terapis seks Elizabeth McGrath.

Tetapi jika klimaksnya sering dipalsukan, apa yang kadung diyakini pasangan bisa membuat kita orgasme nyatanya tidak efektif. Memang suami bisa memahami, namun jika ini terus-terusan terjadi, sering membuat istri terlalu lama mencapai klimaks juga menjadi beban tersendiri bagi para pria.

3. Memupuk ketidakjujuran

Sepandai-pandai tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga. Peribahasa ini tepat untuk menggambarkan kebiasaan memalsukan orgasme, dan bayangkan bagaimana sakitnya ego pasangan ketika mengetahuinya.

“Kalaupun pasangan diam-diam sudah mengetahuinya tapi memutuskan tidak memberitahu Anda, ia mungkin mencoba memahami Anda. Tetapi mereka tentu akan lebih menikmati hubungan seks yang tulus ketimbang yang seperti ini,” ujar Tammy Nelson, terapis seks dan penulis buku Getting the Sex You Want and The New Monogamy.

4. Seks hanya jadi rutinitas

“Ketika Anda dan pasangan bisa sama-sama merasakan orgasme, maka keduanya pasti ingin melakukan seks lagi dan lagi. Lain halnya jika Anda jarang mengalaminya. Seks hanya akan jadi rutinitas saja,” ungkap terapis seks Ian Kerner dan penulis buku laris She Comes First: The Thinking Man’s Guide to Pleasuring a Woman.

5. Tak ada yang bisa dinikmati

Moushumi Ghose, terapis seks dan penulis buku Classic Sex Positions Reinvented menegaskan, ketika seseorang memalsukan orgasme, pesan yang disampaikan dari hal itu adalah kesenangan bukanlah hal yang penting untuk Anda.

“Di sisi lain ini membebani pasangan sekaligus ‘merampok’ kesenangannya. Anda juga bisa kehilangan keintiman dan bonding yang bisa diperoleh dari orgasme itu sendiri,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

PREDIKSIGERHANA.BIZ|Prediksi Togel AKURAT|ANGKA JITU|MASTER JITU|SYAIR LENGKAP|LIVEGAMES IDNPLAY| Info Judi Online Frontier Theme